Tugas Malaikat Atid Adalah Mencatat Amal

Tugas Malaikat Atid Adalah Mencatat Amal

Malaikat juga Mencatat Amal Hati

Umar Sulaiman al-Asyqar dalam bukunya melampirkan pendapat dari pen-syarah kitab Ath-Thahawiyyah yang menerangkan bahwa malaikat pencatat amal itu turut menuliskan amalan yang dikerjakan seseorang dalam hatinya.

Pandangan ini didasarkan pada Surat Al-Infithar ayat 12: "Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan." Dijelaskan, ayat tersebut mencakup amal lahir dan batin.

Selain itu, disandarkan pula kepada hadits qudsi di mana Rasulullah SAW bersabda: "Allah SWT berfirman, "Jika hamba-Ku bermaksud melakukan kebaikan lalu tidak melakukannya, catatlah satu kebaikan untuknya. Jika ia melakukan kebaikan itu, catatlah 10 kebaikan." (Muttafaq Alaih)

Walau malaikat mengetahui amal hati seorang manusia, bukan berarti ia bertentangan dengan kemampuan Allah SWT. Melainkan malaikat bisa mengetahui beberapa hal yang ada dalam hati, yaitu kehendak dan maksud.

Adapun hal yang lain seperti keyakinan, maka tidak ada dalil yang menyebutkan bahwa malaikat bisa mengetahuinya. Wallahu a'lam.

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Malaikat Allah ada banyak jumlahnya. Namun, yang perlu diimani oleh manusia hanya sepuluh saja. Dan dari semua itu, ada malaikat yang ditugaskan Allah SWT untuk mencatat seluruh amal perbuatan manusia. Itulah Raqib dan Atid.

Seperti yang Mama ketahui, Raqib memiliki tugas untuk mencatat kebaikan yang dilakukan manusia, sedangkan Atid diperintahkan untuk mencatat amal yang buruk. Akan tetapi, tahukah Mama kalau tugas keduanya bukan itu saja?

Di samping itu, Raqib dan Atid bukanlah nama malaikat lho, Ma. Lantas apa, ya? Untuk menemukan jawabannya, yuk simak informasi yang telah disajikan Popmama.com tentang tugas malaikat Raqib dan Atid, malaikat pencatat amal baik dan buruk serta tugasnya dalam Islam.

Hikmah Adanya Malaikat Pencatat Amal

Terkadang hikmah dalam peciptaan malaikat pencatat amal tersebut berada di luar nalar manusia. Hikmahnya ialah Allah SWT telah mengatur dan mengurus segala sesuatu serta mengarahkan dengan sebaik-baiknya.

Allah SWT secara khusus memperhatikan makhluk-Nya dengan mewakilkan malaikat pencatat amal meski Allah Maha Tahu dengan apa yang dilakukan. Semua ini dilakukan untuk menjelaskan kesempurnaan Allah SWT dan perhatiannya kepada manusia serta kesempurnaan penjagaan-Nya.

Setelah mengetahui tentang malaikat pencatat amal ini, diharapkan akan timbul rasa selalu diawasi oleh Allah SWT di diri kita semua serta menumbuhkan semangat untuk terus melakukan amalan baik. Jika Grameds masih mau mengetahui segala sesuatu mengenai malaikat pencatat amal, kamu bisa mengunjungi https://www.gramedia.com/ untuk mendapatkan buku-bukunya. Sebagai #SahabatTanpaBatas, Gramedia akan selalu memberikan informasi terbaik dan terbaru.

Penciptaan Malaikat

Tentang malaikat, dalam Al-Quran tidak diterangkan secara jelas bagaimana proses penciptaan malaikat itu terjadi, namun dalam hadis Nabi diceritakan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya.

Tidak diketahui secara jelas bagaimana proses itu terjadi dan dari jenis cahaya apa yang mereka diciptakan, yang dapat diketahui hanyalah bahwa malaikat diciptakan terlebih dahulu sebelum Allah menciptakan manusia.

Dalil Alquran yang menguatkan keberadaan malaikat Raqib dan Atid

Di dalam Alquran, Allah menjelaskan bahwa manusia sejatinya diikuti dan didampingi oleh para malaikat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi,

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

"Lahụ mu'aqqibātum mim baini yadaihi wa min khalfihī yaḥfaẓụnahụ min amrillāh, innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirụ mā bi`anfusihim, wa iżā arādallāhu biqaumin sū`an fa lā maradda lah, wa mā lahum min dụnihī miw wāl."

Artinya: “Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia” (QS. Ar-Ra’d: 11).

Secara lebih spesifik, Allah menjelaskan adanya keberadaan Raqib dan Atid yang akan mencatat segala amal perbuatan manusia. Hal ini tertuang dalam Surah Qaf, yakni,

إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)

"Iż yatalaqqal-mutalaqqiyāni 'anil-yamīni wa 'anisy-syimāli qa'īd. Mā yalfiẓu ming qaulin illā ladaihi raqībun 'atīd."

Artinya: “(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaf, [26]:17–18).

Firman Allah lainnya adalah Surah Al-Infithar yang berbunyi,

(12) وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ (10) كِرَامًا كَاتِبِينَ (11) يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ

"Wa inna 'alaikum laḥāfiẓīn. Kirāmang kātibīn. Ya'lamụna mā taf'alụn."

Artinya: “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Infithar: 10-12).

Catatan amal perbuatan manusia tersebut bukan hanya sebagai tulisan semata, Ma. Nantinya di hari akhir, setiap catatan akan dikembalikan kepada para pemilknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang bunyinya,

يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا ۚ أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

"Yauma yab'aṡuhumullāhu jamī'an fa yunabbi`uhum bimā 'amilụ, aḥṣāhullāhu wa nasụh, wallāhu 'alā kulli syai`in syahīd."

Artinya: “Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu” (QS. Al-Mujadilah, [28]:6).

Fungsi dan Tugas Malaikat

Allah menciptakan malaikat sebagai makhluk yang terbanyak, tidak ada makhluk yang dapat mengetahui jumlah malaikat sekalipun malaikat itu sendiri kecuali Allah sebagai penciptanya. Maka untuk mengetahuinya sebagai bentuk keimanan bagi setia muslim, Islam memberikan suatu nama dan tugas bagi masing-masing mereka yang mewakili dari sekian banyak malaikat dengan jumlah malaikat yang wajib diimani.

Malaikat-malaikat tersebut secara fungsional mewakili seluruh malaikat yang ada dan berkaitan langsung dengan eksistensi alam pada umumnya dan manusia pada khususnya.

Malaikat Jibril merupakan malaikat atau duta-Nya yang terpercaya. Jibril sebagai agen wahyu Allah dan utusan yang paling dipercaya serta mempunyai kedudukan tinggi. Dengan demikian, semenjak diutusnya nabi pertama sampai nabi terakhir proses pemberian wahyu selalu melewati malaikat Jibril.

Malaikat jibril adalah penghulu para malaikat, ia pemimpin bagi seluruh malaikat dan ia malaikat Allah yang agung dan paling kuat,  yang sangat ditaati dalam alam malaikat. Malaikat Jibril bertugas untuk memelihara api serta mematangkan buah-buahan, dan sebagai penguasa angin serta bala tentaranya.

Malaikat Mikail bertugas mengatur serta menguasai tetesan air hujan dan sesuatu yang disebabkan dari tetesan air seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, dan ekosistem lain. Memang benar bahwa dari air tersebut muncul sebuah kehidupan dan dari kehidupan tersebut maka malaikat Mikail bertindak sebagai malaikat yang mengatur rezekinya.

Malaikat Israfil bertugas sebagai peniup sangkakala sebanyak dua kali. Tiupan pertama untuk mematikan semua makhluk baik di langit maupun di bumi, sedangkan tiupan kedua  untuk menghidupkan kembali semua makhluk.

Sangkakala merupakan alat yang ditiup oleh malaikat Israfil menyerupai terompet kelak menjelang dimulainya kehidupan baru, yaitu awal dimulainya kehidupan akhirat.

Malaikat Izrail bertugas untuk menentukan masa berakhirnya sesuatu yang ada di dunia ini, baik di langit maupun di bumi. Pencabutan nyawa orang mu’min dengan lemah lembut sebagaimana kebalikan dari kondisi orang-orang kafir.

Malaikat penjaga disebut juga al-mu’aqqibat. Bertugas menjaga manusia di saat siang dan malam, di saat manusia diam dan bergerak, dan di segala kondisi manusia. Mereka menjaga manusia dari depan maupun belakang, dari binatang buas serta dari gangguan jin dan setan.

Allah mengutus para malaikat penjaga kepada manusia sebagai bentuk sifat rahman Allah kepada manusia. Sifat rahman tersebut merupakan sifat yang diberikan kepada setiap manusia tanpa membedakan muslim atau tidak.  Tidak ada seorangpun yang dapat menjaga manusia setiap saat, baik di waktu malam maupun siang dalam kondisi apapun, kecuali hanya Allah SWT.

Dalam Islam, malaikat Ridwan dikenal sebagai malaikat yang ramah dan lemah lembut serta mempunyai kasih sayang yang tinggi. Ia bertugas mengurus surga yang luasnya antara langit dan bumi, kemudian melayani orang-orang yang masuk ke dalamnya. Ia juga mempunyai pembantu-pembantu dalam tugasnya.

Malaikat penjaga surga selalu mengucapkan salam kepada orang-orang yang masuk ke dalamnya sebagai tanda penghormatan bagi mereka yang telah bersabar menghadapi semua ujian dan cobaan ketika hidup di dunia.

Malaikat Malik bertugas menjaga neraka, ia juga mempunyai pembantu-pembantu dalam menjaga para penghuni neraka. Penjaga tersebut ada sembilan belas malaikat penjaga, namun tidak dijelaskan secara konkrit penafsiran angka sembilan belas tersebut, apakah angka yang mempunyai arti tidak terbatas, sehingga penafsiran sembilan belas malaikat  mempunyai jumlah yang tak terbatas bagi para penjaga neraka.

Malaikat Raqib dan Malaikat Atid merupakan malaikat yang menjaga manusia dan mencatat segala amal perbuatannya selama hidup di dunia. Catatan malaikat ini sebagai bukti yang otentik bagi setiap orang kelak di akhirat. Sebagaimana malaikat-malaikat lain, malaikat Raqib dan malaikat Atid juga mempunyai pembantu malaikat-malaikat lain.

Allah menerangkan bahwa tugas yang dibebankan kepada kedua malaikat ini ialah bahwa tidak ada satu ucapanpun yang diucapkan seseorang tanpa ada disampingnya seorang malaikat (Raqib dan Atid), yang mengawasi dan selalu hadir untuk mencatat amal-amalnya yang berpahala dan amal-amalnya yang menyebabkan dosa.

Meskipun Allah mengetahui setiap perbuatan seseorang dan lebih dekat dari pada nadi seseorang tetapi Allah juga mengutus dua malaikat untuk mencatat segala ucapan dan perbuatan hamba-hambanya.

Allah telah memberikan kenikmatan kepada manusia, sehingga Allah menciptakannya dengan bentuk yang baik dan sempurna. Kemudian Allah memberikan kenikmatan kepada manusia dengan diutusnya dua malaikat penjaga yang selalu menjaga dan mencatat amal-amalnya, agar dapat memberi balasan yang sempurna.

Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir bertugas mengajukan beberapa pertanyaan kepada mayat di dalam kubur.

Hamba Allah SWT yang beriman tentu meyakini keberadaan malaikat, karena percaya akannya termasuk dalam salah satu rukun iman. Meski tak ada yang tahu jumlah pastinya, terdapat 10 malaikat yang diyakini, di antaranya Raqib dan Atid. Apa tugas Raqib dan Atid?

Diketahui luas oleh umat Islam, bahwa tugas malaikat Raqib dan Atid adalah mencatat seluruh perbuatan manusia, yang dilakukan maupun terucap. Raqib mencatat amal baik, sementara Atid mencatat amal buruk.

Mahmud asy-Syafrowi dalam bukunya Mengundang Malaikat ke Rumah, mengemukakan sebagian ulama menyebut terdapat malaikat bernama Raqib dan Atid di antara para malaikat yang ada. Tetapi dikatakan, pendapat ini tidak benar. Wallahu a'lam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasannya karena Raqib Atid, keduanya adalah sifat bagi dua malaikat yang mencatat amal perbuatan para hamba. Makna Raqib Atid sendiri yakni malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat), sebagaimana dalam Surat Qaf ayat 18:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ - 18

Artinya: "Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)."

Selain itu, Umar Sulaiman Al-Asyqar melalui buku 'Aalam al-Malaa'ikah al-Abraar & Aalam al-Jinn wa asy-Syayaathiin turut menyebut "Raqib Atid" adalah sifat malaikat yang berarti mengawasi dan menghitung, tidak membiarkan satu kata pun terlepas.

Meski demikian, ada juga yang menyebut bahwa malaikat Raqib Atid atau malaikat pencatat amal manusia diberi gelar 'al-Kiram al-Katibun' atau 'Kiraaman Kaatibiin'. Sesuai yang tercatat dalam Surat Al-Infithar ayat 10-12:

وَاِنَّ عَلَيْكُمْ لَحٰفِظِيْنَۙ - 10 كِرَامًا كٰتِبِيْنَۙ - 11 يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ - 12

Artinya: "Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) pengawas yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (amal perbuatanmu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Malaikat Sebagai Ciptaan Allah

Malaikat merupakan makhluk Allah yang diberikan amal namun tidak diberi nafsu. Sehingga malaikat akan selalu taat atas apa pun perintah Allah SWT. Malaikat juga tidak minum, tidak istirahat, dan juga tidak tidur. Dalam tugas menjadi pencatat amal, malaikat konsisten tanpa pernah melanggar perintah Allah.

Malaikat diciptakan untuk mengatur segala urusan sebagaimana di dalam al-Qur’an dikatakan “wa al mudabbirati amra” (qs. AN-Nazi’at 97:4) dan “tanazzalul mala’ikatu warruhu fihaa bi idzni rabbihi min kulli amr” (al-Qadar:97:4), kemudian Allah menciptakannya dengan penuh kekuatan dan masing-masing berfungsi dalam tugasnya. Begitu juga dengan manusia yang Allah pilih sebagai ciptaan yang paling sempurna dibandingkan ciptaan yang lain.

Malaikat adalah makhluk yang mempunyai tugas untuk menguasai alam dalam arti fisik. Pengertian ini menunjukkan bahwa tugas rohani malaikat sebagai perantara/perutusan antara Allah dan manusia. Malak/Malaikat merupakan makhluk yang bertugas menyampaikan sesuatu dari Allah SWT kepada makhluk-makhluk-Nya.

Selain itu, malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan Allah dari cahaya yang diberi beraneka bentuk oleh Allah serta mempunyai mempunyai sayap berjumlah dua, tiga dan empat, hingga tak terhitung jumlahnya.

Menurut pendapat ulama, malaikat adalah makhluk halus yang diciptakan oleh Allah dari cahaya yang memiliki kekuatan untuk mengubah dirinya menjad makhluk lain, yang taat mematuhi perintah Allah dan sedikit pun tidak pernah membantah atas apa yang telah Allah perintahkan.

Malaikat merupakan makhluk gaib yang hidup dalam kegaibannya dan wajib diimani oleh setiap muslim akan keberadaannya, meskipun tidak diketahui secara hakiki.

Hal ini karena akal manusia bersifat terbatas, sehingga jiwa yang ada pada dirinya tidak dapat diketahui keberadaannya secara pasti. Penciptaan malaikat oleh Allah semata-mata ditentukan oleh Allah sendiri, kondisi semacam ini tidak akan mengurangi kekuasaannya yang telah menjadikan malaikat sebagai wakil-Nya, sebab penciptaan malaikat pada hakekatnya sama halnya dengan penciptaan manusia, ia diciptakan untuk berbakti serta beribadah kepada-Nya

Malaikat dan jin diciptakan lama sebelum Allah menciptakan manusia, meskipun malaikat dan jin hidup dalam alam yang sama tetapi mereka hidup dalam dimensi yang berbeda. Satu sisi malaikat dapat melihat jin akan tetapi jin tidak dapat melihat malaikat, jumlah malaikat juga lebih banyak dari pada jin dan jumlah jin lebih banyak dari pada manusia

Semuanya memiliki selisih sembilan banding satu. Perbandinga 9:1 ini terjadi antara ruh dan malaikat, malaikat dan jin, juga jin dan manusia yang selisihnya lebih banyak jin daripada manusia.

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Penulis: Rosyda Fauziyah

Raqib dan Atid bukanlah nama malaikat

Selama ini, Mama mungkin mengira kalau Raqib dan Atid merupakan nama malaikat. Akan tetapi, ternyata kedua kata tersebut merupakan istilah untuk menyebutkan sifat dari para malaikat.

Berkaitan dengan itu, Imam Qurtubi dalam kitab tafsir Al-Jami’ Li Ahkam Al-Quran mengungkapkan sejumlah pendapat mengenai malaikat Raqib dan Atid, yakni:

1. Pendapat tentang Malaikat Raqib

2. Pendapat tentang Malaikat Atid

Syaikh Muhammad bin Sholih Al-‘Utsaimin dalam Tafsir Al-Qur’an Al-Karim, Ibnu ‘Utsaimin juga menjelaskan,

(رقيب ) مراقب ليلاً ونهاراً ، لا ينفك عن الإنسان . ( عتيد ) حاضر ، لا يمكن أن يغيب ويوكل غيره ، فهو قاعد مراقب حاضر ، لا يفوته شيء.

Artinya: "Raqib adalah sifat malaikat yang senantiasa mengawasi siang dan malam, tidak pernah berpisah dengan manusia. Sedangkan Atid maknanya, sifat malaikat yang senantiasa hadir, tidak mungkin absen atau mewakilkan tugas kepada yang lain."

Kemampuan dan Sifat Malaikat

Malaikat yang diabadikan dalam Al-Quran menunjukkan bahwa setiap malaikat mempunyai posisi dan kedudukan masing-masing. Posisi dan kedudukan tersebut bertingkat-tingkat sesuai dengan tugas dan tanggung jawab malaikat. Demikian juga dengan kekuatan yang dimiliki setiap masing-masing, kekuatan tersebut diposisikan dalam satu kedudukannya di sisi Allah, mereka mempunyai posisi yang berbeda-beda.

Selain itu, dalam Al-Qur’an juga dinyatakan adanya dua kemampuan secara umum yang dimiliki oleh masing-masing malaikat. Kemampuan secara fisik merupakan kemampuan yang berada di luar substansi malaikat dan hanya berkaitan dengan masalah potensi-potensi malaikat yang bersifat personal.

Kemampuan lain yang dimiliki adalah kemampuan untuk berpindah dan bergerak secara cepat. Kemampuan ini tidak dapat dipastikan dengan satu hitungan waktu. Bahkan, kecepatan gerak malaikat tidak dapat diukur dengan teknologi canggih sekalipun. Manusia dalam hal ini hanya dapat memprediksikan kecepatan malaikat melalui hitungan waktu yang ada di dunia.

Orang hanya mengetahui bahwa karena malaikat adalah makhluk yang tercipta dari cahaya maka logikanya kecepatan malaikat dihitung dengan kecepatan cahaya. Sedangkan kemampuan malaikat yang bersifat non fisik yaitu suatu kemampuan atau sifat malaikat yang penting, kemampuan ini berkaitan dengan substansi fungsional malaikat.